Pemberi komando dalam penyerangan di Cikeusik, Pandenglang, Banten, terekam kamera video yang diambil oleh A, salah satu saksi kunci. Dalam rekaman itu, dia memberi komando untuk merusak rumah Suparman, mobil, dan menganiaya hingga tiga anggota jemaah Ahmadiyah tewas.
"Orang itu tampangnya jauh lebih tenang yang sikapnya mengomando. Pertama menyerang rumah, mobil, terus serang orang. Itu harus didalami kepolisian," ucap Chairul Anam, salah satu penasihat hukum A di Mabes Polri, Jumat (11/2/2011).
Chairul dari Human Right Working Grup (HRWG) dan perwakilan dari Komnas HAM dan LBH Jakarta datang ke Mabes Polri untuk mendampingi A diperiksa penyidik. Dia datang setelah sempat dicari kepolisian.
Selain terlihat pemberi komando, jelas Chairul, dalam rekaman terlihat warga yang mengenakan pita warna biru, hijau, dan tanpa pita. Rekaman itu, tambahnya, telah diserahkan kepada Kepala Polri Jenderal (Pol) Timur Pradopo, kemarin.
Kepala Bareskrim Polri Komjen Ito Sumardi mengatakan, pihaknya tengah meneliti rekaman itu. Ketika ditanya apa maksud dari pita itu, Ito menjawab, "Akan disampaikan setelah kita mendapatkan dari keterangan saksi-saksi apa alasannya memakai pita. Saya kira akan kami sampaikan secara menyeluruh nanti."
Seperti diberitakan, A adalah salah satu dari 17 anggota jemaah Ahmadiyah asal Jakarta dan Serang. Mereka sengaja datang untuk mengamankan aset rumah Suparman. Pegawai negeri sipil di salah satu instansi itu merekam sejak sebelum seribuan orang datang hingga akhir penyerangan.
Harga Tiket Peswat Untuk Lebaran Naik 200 Persen
6 tahun yang lalu