Istana Kepresidenan mengakui bahwa isu reshuffle atau perombakan kabinet mengganggu konsentrasi para menteri. Apalagi ketika pemberitaan itu menyebut nama menteri-menteri yang akan digeser atau diganti.
"Karena toh mungkin dia merasa akan diganti atau bagaimana dan sebagainya, pasti itu secara psikologis mempengaruhi. Dan seberapa jauh pengaruhnya? Tergantung bagaimana dia merespons isu-isu itu," kata Menteri Sekretaris Negara, Sudi Silalahi, di Kantor Presiden, Jakarta Pusat, Rabu 9 Maret 2011.
Menurut Sudi, takaran untuk merombak kabinet tetap menggunakan hasil evaluasi dari Unit Kerja Presiden bidang Pengawasan dan Pengendalian Pembangunan (UKP4).
Meski demikian, kata Sudi, faktor politik untuk mengevaluasi menteri-menteri dari partai juga menjadi bahan pertimbangan. "Kami juga melihat dari kontrak kinerja dan pakta integritas," jelas Sudi.
Sudi menegaskan, rambu-rambu ini menjadi ukuran evaluasi menteri dari partai politik. Bila menteri terkait kurang memuaskan, kata Sudi, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono selalu memberikan semacam arahan teguran kinerja.
Sudi mengakui bahwa teguran-teguran kinerja kepada menteri apapaun kerap dilakukan Presiden. Meski tidak dipublikasi, teguran itu selalu dilakukan SBY di berbagai kesempatan seperti melalui rapat kabinet dan lainnya.
Tetapi hingga kini, Sudi menegaskan, SBY tidak pernah menyebut satupun nama-nama calon menteri yang akan masuk, keluar, digeser, atau diganti.
"Presiden belum pernah menyebut nama-nama. Presiden belum pernah mengatakan akan melakukan reshuffle dalam waktu dekat. Tetapi reshuffle itu bisa dilaksanakan, bila diperlukan. Tentu hasil evaluasi inilah yang nanti akan menjawab," jelas Sudi. Demikian catatan online Blogger Pontianak tentang Istana Kepresidenan.
Harga Tiket Peswat Untuk Lebaran Naik 200 Persen
6 tahun yang lalu