Pembangunan dua jalan layang non tol atau flyover Casablanca dan Antasari dinilai sia-sia. Meski ruas jalan ditambah, Jakarta tidak akan terhindar dari kemacetan.
Demikian diungkapkan Direktur Institut Studi Transportasi (Instran) Darmaningtyas. "Penambahan ruas jalan, baik jalan layang, terowongan, maupun pelebaran jalan, justru menambah titik kemacetan," katanya kepada VIVAnews.com, Senin 7 Maret 2011.
Dia mencontohkan betapa banyak jalan layang yang dibangun, misalnya dari arah Cawang sampai Tanjung Priok. "Tapi tak satupun yang dapat mengatasi kemacetan," ujarnya.
Kata dia, kini sudah bukan saatnya lagi melihat masalah kemacetan dari rasio antara panjang jalan dengan jumlah kendaraan bermotor. Tidak ada yang menjamin panjang jalan dengan rasio 25 persen dari jumlah kendaraan bermotor akan bebas dari kemacetan.
"Begitu jalan itu terlihat lancar, maka pikiran orang adalah lebih baik menggunakan kendaraan pribadi. Dan ketika semua orang berpikiran yang sama maka kemacetan baru akan timbul,” ungkapnya.
Menurut wakil ketua Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) ini, solusi yang lebih baik adalah mengatur perjalanan secara cerdas dibanding membangun jalan baru. Dinas Pekerjaan Umum (PU) pun tak perlu khawatir kehilangan proyek apabila pembangunan jalan dihentikan. "Selalu terjadi kerusakan baru, sehingga tidak perlu khawatir,” katanya.
Seperti diketahui, sejak akhir tahun lalu, Pemerintah Provinsi DKI tengah membangun dua jalan layang non tol Antasari sepanjang 4 kilometer dan Casablanca sepanjang 2,3 kilometer.
Pembangunan tahap awal ini berakibat pada kemacetan terutama di kawasan Casablanca dan Antasari, Jakarta Selatan. Jalan ini dibangun karena dianggap pertumbuhan kendaraan yang tidak sebanding dengan pertumbuhan jalan. Demikian catatan online Blogger Pontianak tentang Pembangunan dua jalan layang.
Harga Tiket Peswat Untuk Lebaran Naik 200 Persen
6 tahun yang lalu