Laju inflasi yang menurun dan berdampak pada daya beli masyarakat yang kian hari kian membaik, diprediksi turut mendongkrak minat beli pelaku pasar terhadap saham-saham sektor barang konsumsi (consumer goods) pada perdagangan hari ini, Selasa 8 Maret 2011.
"Dengan inflasi yang kelihatan mulai turun Februari lalu dan bakal diikuti daya beli konsumen yang berpotensi meningkat lagi, sepertinya saham consumer goods bakal jadi favorit investor," kata Mastono Ali, analis PT CIMB Securities Indonesia saat dihubungi media massa di Jakarta.
Seperti diketahui, setelah bulan sebelumnya cukup tinggi, akhirnya inflasi turun pada Februari 2011. Inflasi Februari tercatat 0,13 persen, bahkan kelompok bahan pangan mengalami deflasi.
Sementara itu, laju inflasi kumulatif (Januari-Februari) sebesar 1,3 persen dan year on year (yoy) sebesar 6,84 persen atau turun jika dibandingkan angka yoy Januari 7,02 persen. Untuk inflasi inti sebesar 4,36 persen.
Mastono menambahkan, tentunya dengan daya beli masyarakat yang membaik bisa memberikan sentimen positif pada kinerja atau fundamental sektor consumer goods. "Apalagi, harga saham terbilang masih di bawah harga wajarnya," tuturnya.
Dia merekomendasikan, saham-saham consumer goods antara lain PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT Indofood Sukses Makmur Tbk (INDF), PT Kalbe Farma Tbk (KLBF), dan PT Astra International Tbk (ASII).
Sedangkan Deni Hamzah, pengamat pasar modal berpendapat, saham sektor komoditas masih menarik untuk diakumulasi. Sebab, adanya tren kenaikan harga minyak mentah dunia menyebabkan harga komoditas tetap berada di harga prima. "Ini meningkatkan volatilitas pasar ke depan," kata dia saat dihubungi media massa.
Harga minyak mentah dunia ditutup pada kisaran US$104,82 per barel atau naik 0,38 persen dari harga sebelumnya. Sementara itu, harga minyak sawit mentah dunia saat ini diperdagangkan pada kevel US$1.228 di pasar Rotterdam dan batu bara diperdagangkan pada harga US$129,48 di pasar New Castle.
Deni memperkirakan, pelaku pasar akan memborong saham pertambangan, khususnya batu bara pada perdagangan hari ini. Saham itu, antara lain PT Bumi Resources Tbk (BUMI), PT Adaro Energy Tbk (ADRO), dan PT Aneka Tambang Tbk (ANTM).
Sementara itu, berdasarkan data Bursa Efek Indonesia, diketahui indeks harga saham gabungan (IHSG) ditutup terangkat 18,81 poin atau 0,53 persen ke level 3.561,72 pada perdagangan awal pekan ini, Senin 7 Maret 2011.
Terlihat, sektor perkebunan pengontribusi terbesar dengan kenaikan 20,49 (0,99 persen) di 2.077,99. Diikuti barang konsumsi yang naik 11,18 poin atau 1,05 persen menjadi 1.068,01 dan sektor bank yang menguat 4,71 poin (1,03 persen) ke level 461.030.
Saham berkode GGRM menempati urutan pertama saham menguat banyak dan berhasil memberikan kontribusi pada penguatan IHSG kemarin. Harga saham menguat Rp1.600 (4,42 persen) menjadi Rp37.750, dengan menyisakan penawaran beli tinggi (bid) hanya sebanyak 336 lot dan terjadi transaksi (done) mencapai 3.757 lot.
Sayangnya, saham sektor consumer goods lainnya seperti INDF, KLBF, dan ASII tidak masuk dalam daftar saham yang penopang penguatan IHSG atau paling aktif ditransaksikan pada penutupan Senin, karena harganya ada yang melemah dan bergerak stagnan. Begitu pula, dengan saham-saham sektor tambang seperti ANTM dan ADRO.
Namun, BUMI berada di posisi sembilan dalam daftar saham paling aktif ditransaksikan dengan frekuensi sebanyak 1.502 kali, dengan harga sahamnya turun Rp50 (1,65 persen) menjadi Rp2.975. Saham di sektor tambang tersebut mencatat transaksi yang terjadi sebanyak 131.806 lot dan menyisakan sisa penawaran beli mencapai 85.697 lot. Demikian catatan online Blogger Pontianak tentang Laju inflasi.
Harga Tiket Peswat Untuk Lebaran Naik 200 Persen
6 tahun yang lalu