Rencana membangun rumah susun sewa (rusunawa) di daerah 3-4 Ulu tampaknya terealisasi.Ditargetkan,pada 2011 proses pembangunan rusunawa mulai dibangun. Pemkot Palembang telah menyiapkan lahan seluas 400 x 40 meter untuk membangun rusunawa yang rencananya berlantai tiga. Kepala Dinas Pekerjaan Umum (PU) Cipta Karya H M Fachmi AR menjelaskan, rusunawa tersebut sengaja dibangun di lokasi yang sama dengan perumahan bagi masyarakat berpenghasilan rendah (MBR).Mengingat, lahan yang tersedia tidak cukup mengakomodasi untuk memperbanyak rumah serupa. Ukuran rusunawa lebih kecil ketimbang rusunawa sebelumnya.
Dari tiga lantai yang dibangun, nantinya dibagi menjadi 24 unit. “Untuk dananya kita anggarkan dari APBD Kota Palembang 2011,yakni Rp4–5 miliar,”ujar Fahmi. Menurutnya, selain MBR, pegawai negeri sipil (PNS) yang termasuk golongan I juga berhak untuk membeli rumah tersebut. “Tentunya sesuai persyaratan dan ketentuan berkas yang kita inginkan. Proses penyeleksian tetap kita laksanakan secara ketat,”kata dia. Untuk pembangunan rumah MBR di kawasan tersebut, lanjut dia,baru 25 unit yang dibangun.
Pasalnya, rumah yang dibangun atas kerja sama pemerintahan Kota Palembang dengan PT Tarum Griyatama di kawasan Sematang Borang masih terus berlanjut. Kendati demikian,dari 100 rumah yang ditargetkan dibangun, baru 25 rumah yang berhasil dibangun lantaran terkendala cuaca dan akses jalan menuju lokasi. Sejauh ini, pembangunan rumah murah untuk masyarakat berpenghasilan rendah atau di bawah Rp 1,7 juta ini masih terus berlanjut.
Dan dari total 100 rumah yang direncanakan, setidaknya sudah ada 25 unit rumah yang rampung dibangun. Menurut Fachmi, terhambatnya pembangunan rumah murah di kawasan karena faktor cuaca dan akses jalan menuju lokasi pembangunan yang saat ini masih tanah, tetapi ditargetkan pertengahan 2011 proses KPR sudah dimulai.“Apalagi saat ini kita sudah membangun akses jalan menuju lokasi pembangunan rumah murah,” katanya.
Rumah murah yang dibangun di kawasan ujung Palembang dibangun di lahan seluas 5,3 ha dan tipenya terdiri dari tipe 30 dengan luas bangunan 25 x 30 dan luas tanah 90 m2 ditawarkan seharga Rp35 juta.Sementara tipe lainnya, yakni tipe 36 dengan luas bangunan 30 x 30 dan luas tanah 100 m2 ditawarkan Rp45 juta. “Terkait pembayarannya melalui sistem kredit dengan jangka waktu maksimal 15 tahun dengan angsuran Rp10.000–Rp15.000 per hari.
Pembayaran sendiri bisa dibayar per harian, mingguan dan juga bulanan melalui Bank Sumsel tergantung masing-masing masyarakat,” katanya. Sementara itu, Direktur PT Tarum Griyatama Z Lakoni Hans mengatakan, sejauh ini sudah ada sekitar 1.000 pendaftar yang ingin membeli rumah murah.
Adapun dari total pendaftar rata-rata adalah pekerja nonformal, sementara PNS hanya 10%.“Untuk siapa saja yang berhak memiliki rumah ini nantinya akan kita survei, dilihat berdasarkan kemampuan bayar. Kita ingin program ini berjalan lancar sesuai rencana dan tepat sasaran,”katanya. Demikian catatan online Blogger Pontianak tentang Rencana membangun rumah susun sewa.
Harga Tiket Peswat Untuk Lebaran Naik 200 Persen
6 tahun yang lalu