Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo berang saat ditanya mengenai tender mega proyek mass rapid transit (MRT). Pertanyaan itu terkait belum ada lembaga yang melakukan proses lelang sehingga bisa membuat proyek ini terancam molor.
Saat ditemuin wartawan usai melaksanakan salat Jumat, Fauzi Bowo bersikeras proses tender akan berjalan sesuai jadwal dan tanpa ada halangan. Tapi, lelaki yang akrab dipanggil Foke itu, tidak mau memberitahu kapan proses tender akan siap dilakukan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta bersama dengan PT MRT Jakarta. "Kayak ahli nujum aja, kalau bunting sembilan bulan gue pastiin beranak," kata Fauzi Bowo, Jumat, 11 Maret 2011.
Dalam kesempatan singkat itu, Fauzi Bowo berharap masyarakat sabar menunggu dan yakin MRT bisa berjalan mulus. Mantan wakil gubernur DKI Jakarta era Sutiyoso ini juga mengakui telah bertemu dengan Menteri Keuangan guna membahas proses tender MRT yang akan dilaksanakan pertengahan tahun ini.
"Kemarin saya sudah ngomong sama Menteri Keuangan, ini akan dibicarakan pada tingkat staf dan saya kira dalam waktu tidak terlalu lama akan selesai," ujarnya.
Seperti diketahui, tender lelang mega proyek mass rapid transit (MRT) terancam tertunda. Menurut Deputi Bidang Pengembangan Strategi dan Kebijakan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang dan Jasa Pemerintah (LKPP) Agus Prabowo, Gubernur DKI, Kementerian Keuangan, dan Kementerian Dalam Negeri, harus duduk bersama membahas pembentukan lembaga yang sah menurut hukum yang berwenang melakukan pelelangan.
"Baru disampaikan betapa pentingnya lembaga yang berwenang melakukan pelelangan ini kepada Gubernur DKI. Dan dia (Fauzi Bowo) berjanji akan melakukan pertemuan secepatnya dengan Kemenkeu dan Kemendagri untuk merumuskannya," ujar Agus.
Bila masalah ini belum jelas, maka kemungkinan terburuk proyek ini tidak bisa berlanjut, atau mangkrak di tengah jalan.
Direncanakan pada tahap pertama, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta akan membangun jalur MRT Utara - Selatan, dengan tahap pembangunan awal yaitu di jalur Lebak Bulus - Bunderan HI sepanjang 15,5 kilometer, dengan rincian: 10,5 kilometer di permukaan tanah dan 5 kilometer di bawah tanah.
Proyek ini memerlukan dana hingga 144,322 miliar yen atau sekitar Rp15 triliun. Dana tersebut terbagi atas dana pinjaman sebesar 120,017 miliar yen dan sisanya 24, 305 miliar yen diambil dari APBN dan APBD.
Sebanyak enam stasiun bawah tanah juga akan dibangun di sepanjang rute tersebut, yakni di Masjid Al Azhar, Istora Senayan (Ratu Plaza), Bendungan Hilir, Setiabudi, Dukuh Atas, Bunderan Hotel Indonesia, dan tujuh stasiun elevasi, yakni di Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete Raya, H. Nawi, Blok A, Blok M, dan Sisingamangaraja.
MRT diharapkan mampu mengangkut 960 ribu orang per hari dengan headway (jarak waktu antar unit kereta) per lima menit. Target waktu perjalanan dari Lebak Bulus - HI adalah 30 menit. Diharapkan, pada 2016 moda transportasi massal ini sudah bisa beroperasi. Demikian catatan online Blogger Pontianak tentang Tender mega proyek mass rapid transit.
Harga Tiket Peswat Untuk Lebaran Naik 200 Persen
6 tahun yang lalu