Sebanyak 3.000 penduduk yang tinggal di dekat pembangkit listrik tenaga nuklir prefektur Fukushima, daerah utara Tokyo, terpaksa dievakuasi menyusul gempa bumi berkekuatan 8,9 Skala Richter, Jumat, 11 Maret 2011.
Walaupun pemerintah menyatakan tidak ada kebocoran radiasi, evakuasi tetap dilakukan sebagai tindakan pencegahan dari kerusakan reaktor pendingin yang mungkin terjadi, seperti diberitakan Kyodo.
Pembangkit nuklir dan kilang minyak lainnya juga dimatikan selepas gempa. Sementara satu kilang minyak terbakar. Ledakan terbesar besar terjadi di kompleks petrokimia di Miyagi selepas gempa.
Para pemimpin politik setempat mengeluarkan kebijakan darurat untuk membantu proses evakuasi dan penangganan pascagempa setelah perdana menteri Naoto Kan mengeluarkan tanggap darurat 'menyelamatkan Negara'.
Gempa terdahsyat dalam 140 terakhir ini memicu tsunami setinggi 10 meter dan memicu tewasnya ratusan warga. Juga menghancurkan semua yang ada di jalurnya, termasuk rumah, kapal dan mobil.
Seperti dilansir media setempat, lebih dari 300 tubuh ditemukan di pesisir Sendai. Jaringan TV NHK menuturkan bahwa kebanyakan korban tewas akibat gulungan tsunami. Besarnya kerusakan disepanjang pesisir menunjukan bahwa tingkat korban jiwa dapat bertambah lebih banyak lagi. Demikian catatan online Blogger Pontianak tentang Terpaksa dievakuasi.
Harga Tiket Peswat Untuk Lebaran Naik 200 Persen
6 tahun yang lalu