Sejumlah rumah susun bersubsidi atau rumah susun sederhana milik (Rusunami) diketahui beralih peruntukannya dari untuk masyarakat berpenghasilan rendah menjadi kelas menengah atas. Hal tersebut terpicu langkah pengembang yang tidak ingin merugi setelah membangun Rusunami tersebut.
Nah, rumah susun murah mana saja yang sudah mengubah peruntukannya itu? Berikut, penuturan Elizabeth Tanti, senior analis PT Cushman & Wakefield Indonesia saat dihubungi VIVAnews.com, di Jakarta.
Menurut Elizabeth, Rusunami yang saat ini sudah beralih fungsi menjadi apartemen sederhana milik (Anami) sebagian besar terletak di kawasan Jakarta dan daerah sekitarnya seperti Tangerang. "Di antaranya, Casablanca East Residences, Apartemen Puri Parkview, Paragon Village, Rusunami Sky View, dan Rusunami Pancoran Riverside," ujarnya.
Dia menjelaskan, pengembang memilih untuk mengalihfungsikan Rusunami yang dipatok Rp144 juta per unit menjadi Anami seharga Rp200-an juta itu untuk mengurangi kerugian yang bakal diterimanya.
Padahal, rumah susun murah tersebut sebetulnya masuk dalam program pemerintah, yakni program pembangunan 1.000 menara (tower) Rusunami.
"Pengembang mau tidak mau harus memilih langkah tersebut. Sebab, harga yang dipatok pemerintah Rp144 juta tidak lagi bisa masuk hitung-hitungan pengembang. Bahkan, subsidi yang ditawarkan pemerintah pun tidak jelas. Makanya, mereka minta harga Rp144 juta dinaikkan menjadi Rp180 juta per unit," kata Elizabeth.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Agung Laksono mengatakan pemerintah berharap tetap bisa mewujudkan program pembangunan 1.000 tower Rusunami.
"Dengan adanya Keppres Nomor 22 Tahun 2006 tentang Percepatan Pembangunan Rusunami di perkotaan, semua pihak harus memberi dukungan penuh," kata dia dalam keterangannya kepada VIVAnews.com di Jakarta, belum lama ini.
Meski demikian, Agung menambahkan, saat ini ribuan unit Rusunami masih belum dihuni, terutama di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Ia menyayangkan dan cukup terkejut atas kondisi tersebut. Untuk itu, pemerintah akan segera mencari cara penyelesaian yang terbaik, tanpa saling menyalahkan antarpihak terkait.
Seperti diketahui, Deputi Bidang Perumahan Formal Kementerian Perumahan Rakyat, Pangihutan Marpaung, mengatakan sebanyak 74 dari 78 menara kembar rumah susun sederhana yang dibangun pemerintah saat ini telantar.
Hal tersebut, menurut dia, akibat terkendala infrastruktur, di antaranya belum tersedia sarana air bersih, listrik, dan sarana pendidikan serta akses transportasi. Demikian catatan online Blogger Pontianak tentang Sejumlah rumah susun bersubsidi.
Harga Tiket Peswat Untuk Lebaran Naik 200 Persen
6 tahun yang lalu