Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Ahmad Muzani, memprediksi isu perombakan kabinet segera menguap. Ia melihat hembusan isu ini hanya sebagai instrumen untuk mengunci loyalitas partai koalisi.
"Kami percaya tidak akan terjadi reshuffle," katanya di sela acara 'Publikasi Riset Social Network Politisi Senayan' dan malam anugerah 'Politisi Senayan Terpopuler dan Berpengaruh', Senin, 7 Maret 2011.
"Ya bisa dibilang lagu lama, akan selesai sampai sini aja, tidak ada perombakan di kabinet."
Ia juga melihat keraguan besar di diri Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menata ulang koalisi. Di satu sisi, SBY terlihat sulit berkomunikasi dengan partai koalisi yang dianggap tidak loyal. Di satu sisi, SBY belum mendapat kepastikan dari PDIP untuk masuk ke lingkaran koalisi.
Dalam acara yang sama, politisi PDIP, Pramono Anung, kembali menegaskan posisi PDIP. "Sampai saat ini PDIP masih tetap konsisten [sebagai oposisi] dan menunggu instruksi Megawati [Soekarnoputri, Ketua Umum PDIP]," ujarnya.
Meski pesimistis akan terjadi perombakan kabinet dan kelompok koalisi, Partai Gerindra cukup percaya diri menyiapkan syarat jika sewaktu-waktu mendapat tawaran masuk ke koalisi dan posisi menteri di kabinet. "Saat ini kami sudah mengajukan syarat jika nanti ditawari koalisi atau posisi menteri, tapi belum direspons presiden," ujarnya.
Syarat yang diminta Gerindra adalah untuk mengefektifkan pemerintahan yang usianya tinggal 3,5 tahun lagi ini, BUMN sebagai faktor penggerak pembangunan harus dibuat lebih efektif. "Kemudian, kemandirian pangan harus dijamin," kata Muzani.
Semenjak partai yang didirikan Prabowo Subianto itu menolak Hak Angket Mafia Perpajakan, partai ini ramai diberitakan segera masuk kabinet. Hadiah kursi menteri dinilai setimpal, sebab 26 suara mereka di DPR menyelamatkan muka Presiden dari usulan angket itu. Demikian catatan online Blogger Pontianak tentang Ahmad Muzani.
Harga Tiket Peswat Untuk Lebaran Naik 200 Persen
6 tahun yang lalu